Aceh Culture

Tari Likok Pulo dewasa ini sudah menjadi salah satu tari wajibbagimuridsekolahdalamKotaBandaAceh sebagai mata pelajaran kesenian muatan lokal.
Asal mula tarian ini berkembang di kawasan Pulo Besar Selatan dalam wilayah gugusan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar, sekitar 30 mil dari dararatan Kota Banda Aceh, Maka tarian ini juga dengan sebutan Likok Pulo Aceh.


Tarian ini sebagai media pengembangan dakwah Islam dimasa era kesultanan Aceh.
Gerak tari Likok Pulo komposisinya dimulai dengan gerakan salam anggukan kepala dan tangan yang diselangi gerakan pinggul.


Itulah Seni Tari Tradisional dari Daerah Aceh, dan masih banyak tari tradisional aceh lainnya yang belum admin sampaikan, semoga tarian tradisional yang ada saat ini tidak lerlupakn, tetap lestari di bumi pertiwi ini. amin.



Karena pada akhir tahun l980an nasib tarian ini hampir punah dan kembali diperkenalkan pada PKA III (Pekan Kebudayaan Aceh III) pada tahun l988 hingga sudah berkembang dan populer di kalangan masyarakat Aceh.


Tarian ini diciptakan oleh Ulama pendatang dari Arab yang menetap di desa Ulee Paya dibawakan oleh 12 orang penari pria sambil duduk rapat berlutut bahu membahu, dengan posisi sejajar.


Di desa Ulee Paya, dahulu dipertunjukan di tepi pantai atas pasir sebagai pentasnya, dan hanya digelari sehelai tikar daun lontar atau pandan serta dibawakan pada malam hari sebagai hiburan rakyat sambil berdakwah. Biasanya tarian ini mulai dipertunjukan pukul 21.00 WIB sampai menjelang subuh.

Ritme tarian saling membentang dan seling ke kiri dan ke kanan sambil melantunkan syair-syair pujian kepada Sang Khalik yang diiringi dengan musik Rapai dan vokalis nyanyian syair Aceh.


Share on Google Plus

About Unknown

0 comments:

Post a Comment