
Mungkin masih teringat di benak Anda bencana dahsyatnya yang meluluh lantahkan Banda Aceh di tahun 2006 silam. Ya, bencana Tsunami dengan dashyatnya telah mengguncang Provinsi Aceh dan Sumatera Barat. Tidak hanya Banda Aceh saja yang terkena bencana dahsyat Tsunami, Negara-negara lain yang berada di kawasana Samudra Hindia pun turut terkena imbasnya. Untuk mengenang Bencana Tsunami tersebut, di bangun lah sebuah gedung Musium di Banda Aceh yang bernama "Musium Tsunami". Museum ini resmi dibuka pada akhir Februari 2009 lalu. Bangunan Museum ini terbilang unik, disain bangunan ini di pilih melalui audisi yang akhirnya di menangkan oleh Bapak M. Ridwal Kamil, yang merupakan seorang dosen ITB.
Pembangunan Museum menghabiskan dana yang cukup besar yaitu sekitar Rp 140 milyar, oleh karena itu tak heran jika Museum ini sangat megah.
Gaya Arsitektur Museum Tsunami terbilang sangat unik dan di klaim sebagai bangunan anti Tsunami.
Pondasi Museum merupakan kombinasi dari bangunan panggung yang diangkat ke atas bukit. Jika kita melihat Museum ini dari atas, bentuk Museum ini menyerupai bentuk gelombang Tsunami yang berputar. Namun, jika melihat dari bawah atau samping Museum ini akan terlihat menyerupai kapal pesiar yang sangat besar.
Desain
Museum tsunami Aceh dirancang oleh arsitektur indonesia, Ridwan Kamil.
Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m kubik yang dinding lengkungnya di tutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi-untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami.
dinding museum dihiasi gamabar orang-orang menari saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh.
Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.
selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini pada masa depan, termasuk "bukit pengungsian" bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.
0 comments:
Post a Comment